Rabu, 11 Mei 2016

SAHABAT SEMPRUL

Saya tak pernah membayangkan, begitu mudahnya mendapatkan popularitas seperti saat ini. Sama seperti mudahnya kehilangan popularitas. Lihat saja. Selebriti datang dan pergi. Naiknya instan, turunnya juga instan. Jika tak pintar-pintar mengelolanya, semua bisa hancur dalam hitungan bulan.

Maka soal manajemen ini menjadi penting. Bukan cuma manajemen si pesohor, melainkan juga fanbase. Maka jangan heran jika ada penyanyi misalnya, baru muncul dua minggu sudah punya fanbase terorganisir. Ajaib? Mungkin.


Caranya? Namanya juga zaman instan. Apa sih yang nggak bisa dilakukan dengan cepat sekarang ini? Fanbase itu dikelola bukan oleh penggemarnya. Mana mungkin orang baru kenal dua minggu bisa begitu hebatnya menyihir orang sehingga mau-maunya bikin fanbase lengkap dengan panggilan atau sebutannya: Sahabat Semprul lah, Balad Garong lah, Badutholic lah, Hina Nista lah de el el, de el el.

Manajemen si pesohor, calon pesohor, atau apa pun namanya, biasanya sekaligus juga mengelola fanbase. Maka hebohlah penggemar si artis baru jebrol ini ngikutin ke mana-mana dengan kaos warna-warni bertuliskan identitas fanbase tadi.

Sebetulnya nggak ada yang salah dengan itu. Orang boleh saja melakukan banyak cara untuk menjual dagangannya. Cuma geli aja, sebab saya terus terang tidak terbiasa melihatnya. Coba lihat penyanyi-penyanyi keren zaman dulu. Tidak ada Ruth Sahanayaholic, Ebiet G Adenista, Godblessmania, Krakatau Lovers atau semacamnya. Padahal kurang hebat apa mereka? Kurang pantas apa mereka memiliki fanbase yang centil dan pake sebutan segala?

Bandingkan dengan penyanyi yang usia karirnya baru masuk hitungan bulan sudah punya fanbase yang dengan gagahnya memproklamirkan diri sebagai Sahabat Semprul lah, Balad Garong lah, Badutholic lah, Hina Nista lah de el el, de el el.

Tapi ya sudahlah. Dunia memang selalu berubah. Selama si Semprul, Garong, Badut, Hina dll bisa mengimbangi kegenitan ini dengan kualitas, saya masih bisa menahan geli. Kasihan kan kalau para Sahabat Semprul, Balad Garong, Badutholic, Hina Nista de el el itu harus menghadapi kenyataan pujaan mereka tiba-tiba terdepak dari pasar dan menghilang. Mungkin mereka harus bertransformasi menjadi fanbase lain, dengan nama baru, dengan kaos yang berbeda.

Apa, nyinyir? Bukaaaan, ini bukan nyinyir. Ini cuma geli. Udah dulu yaa, Tataholic :)

11052016


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: